Kamis, 27 Oktober 2011

Pengusaha batu gamping / kapur kian terpuruk


Banyaknya bangunan yang
tidak memakai bahan dari
kapur membuat pengusaha
kapur mengalami penurunan
pesanan. Belum lagi
mahalnya harga kayu sebagai
bahan pembakar kapur,
semakin membuat pengusaha
kapur di puger dan
sekitarnya kelimpungan.
Penurunan pesanan kapur
dalam lima bulan terakhir,
dari yang biasanya bisa
mencapai 5 ton perbulan, kini
hanya mencapai kisaran 2
sampai 3 ton. Seperti
disampaikan Suja,i pengusaha kapur asal Desa Grenden Kecamatan Puger bahwa
kapur sudah mulai tidak dijadikan bahan campuran semen dan pasir. “Ini karena bangunan sekarang banyak yang tidak memakai kapur sebagai bahan campuran,” keluhnya.
           Diakui oleh Suja,i, kalau dirinya mulai gelisah dengan usaha yang sudah bertahun –tahun  dilakoninya ini. Karena menurutnya sekarang ini semen dan pasir menjadi bahan inti yang tidak membutuhkan kapur untuk bangunan.
    Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab penurunan pendapatan dari hasil penjualan kapur.
hal senada juga disampaikan oleh Rahmad salah seorang pengusaha kapur yang lain, menurutnya
pengusaha kapur semakin merugi , karena selain gamping sudah mulai ditinggalkan , harga kayu bakar sebagai bahan pembakar kapur harganya semakin melangit  “Dulu harga kayu bakar hanya ratusan ribu setiap satu truknya . Tetapi sekarang mencapai satu hingga dua jutaan, "katanya.
       Padahal dalam sekali proses pembakaran membutuhkan hampir 20 truk, kondisi seperti inilah yang membuatnya semakin merugi . Belum lagi kalau musim hujan, harga kayu bakar semakin melambung dan proses pembakaran batu gamping menjadi lebih lama.
           Dampaknya biaya atau modal untuk proses pembakaran akan semakin membengkak, kalau musim hujan mulai turun proses pembakaran batu gamping bisa sampai satu minggu .Padahal biasanya cukup empat hari empat malam,"sambat Rahmad yang berharap adanya subsidi dan perhatian serius dari pemerintah bagi pengusaha dan pekerja kapur. Karena usaha kapur sudah menjadi andalan rata –rata warga Desa Grenden Kecamatan Puger untuk menopang perekonomiannya.

Minggu, 16 Oktober 2011

penambangan batu kapur grenden

langkah hati-hati: Sebuah penambang mencoba untuk menemukan posisi yang tepat untuk menambang di lereng curam.

Bergandengan tangan: Beberapa pekerja mengisi tungku dengan potongan batu kapur.
Bukit-bukit kapur di daerah pantai sekitar 40 kilometer dari pusat Jember, terletak di Desa Grenden, Puger kabupaten, Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah menjadi sumber utama pendapatan bagi penduduk setempat.

Kebanyakan penduduk desa adalah penambang batu kapur. Ratusan usaha pengolahan kapur dapat ditemukan di sepanjang jalan lereng bukit.

Kapur Puger itu, juga dikenal di Indonesia untuk kualitas,dan dijual ke Bali dan Jakarta. Kapur grenden juga digunakan untuk memproduksi pupuk, deterjen, insektisida, fungisida, pengisi pakan ternak, cat, semen dan pemadat tanah.

Daerah pertambangan meliputi hampir 200 hektar, mematikan Super putih (kelas tinggi) kualitas kapur dengan cadangan deposit 475.800.000 ton sekitar.

Para penambang menggunakan alat-alat sederhana seperti linggis dan palu untuk menambang batu kapur potongan, sering hanya mengikat tali ke pinggang mereka untuk tujuan keamanan.dan mereka menerima upah sebesar Rp 20.000 sehari, mereka mempertaruhkan hidup mereka dengan menggantung di lereng bukit terjal ketika mencoba untuk mengekstrak lempengan batu kapur.

Setelah para penambang telah menemukan benjolan kapur, yang digulung sampai ke kaki bukit, kemudian diangkut oleh truk untuk dibawa ke tungku, masing-masing tungku ber kapasitas 5 ton batu kapur.

Proses pemanasan, yang memakan waktu empat hari dan tiga malam dengan tujuh truk kayu bakar, dipantau untuk memastikan api membara tetap stabil. Potongan batu kapur yang kemudian dihancurkan menjadi bubuk kapur dan dikemas dalam kantong plastik dan siap untuk dipasarkan.

manfaat bubuk kapur grenden

Manfaat dan Kegunaan CaCO3 antara lain :

  • Untuk campuran pembuatan gelas
  • Untuk bubuk pembersih
  • Pembunuh serangga dan jamur
  • Pengisi aspal dan karet
  • Untuk campuran pembuatan makanan unggas
  • Penyerap kotoran binatang
  • Untuk pupuk dan penyarang tanah
  • Pencegah ledakan dan penahan rambatan api dalam tambang batu bara
Penggunaan Kapur tohor (CaO) setelah mengalami proses pembakaran ( oksidasi ) antara lain :

  • Pemurni gula
  • Pemurni gas
  • Dicampur dengan Kokas (batu bara atau minyak) untuk pembuatan Karbit
  • Dicampur dengan Fluorspar dan soda digunakan untuk industri logam
  • Penyerap air dalam gas, minyak dan bahan pelarut
  • Untuk pupuk dan menetralkan tanah dari ke asaman
Penggunaan Larutan Kapur mati (Ca(OH)2) antara lain :
  • Pembuatan aksida Ethylin, perantara aktif untuk plastik dan deterjen
  • Pelapis kertas yang mengkilap
  • Dicampur dengan khlorin untuk pembuatan larutan pembersih tekstil
  • Pembuatan PCC untuk tapal gigi, kosmetik dan tablet
  • Pemurni bijih logam dan pebuatan garam-garam bukan besi
  • Campuran untuk cat dan vernis
  • Campuran obat-obatan seperti penisilin, aspirin
  • Penyamaan kulit dan penghilang bulu
  • Mengekstrak manesis dari air laut
  • Dll
Penggunaan Bubuk Kapur mati (Ca(OH)2) antara lain :
  • Pembuatan nicotine sintesis
  • Pengisi dan pengembang karet dan kertas
  • Dicampur dengan gas khlorit untuk pembuatan bubuk pembersih
  • Pembuatan obat-obatan yang mengandung kalium hidroksida
  • Pembuatan soda kapur (NaCaO) untuk penyerap gas
  • Untuk pupuk pembunuh hama tanaman
  • Dll