Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember, menyambut baik
dimanfaatkannya bahan galian batu kapur di Gunung Sadeng, Desa Grenden, Kecamatan Puger, untuk
bahan baku semen. Pasalnya, dengan dimanfaatkannya batu kapur untuk bahan baku semen, ada harapan kesejahteraan masyarakat setempat akan membaik
Selama ini, potensi bahan galian batu kapur yang terdapat di Grenden,Puger, lebih banyak dimanfaatkan untuk memenuhi bahan bangunan. Pun pengerjaannya dilakukan secara
tradisional. Padahal kekayaan yang terkandung di dalamnya, cukup besar Karena itu, masuknya investor yang akan memanfaatkan bahan kapur untuk bahan baku semen tersebut, disambut baik oleh kalangan dewan. Masuknya investor yang diikuti dengan didirikannya pabrik semen di kawasan
itu, dinilai anggota dewan sebagai pertanda baik untuk masa depan Jember.
Diharapkan, dengan didirikannya pabrik semen mini dengan kapasitas 1000-3000 ton perhari itu, akan berimbas pada sektor yang lain. Sehingga seluruh potensi yang ada dapat dieksplorasi untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Anggota komisi B DPRD Kabupaten Jember, H Niti Suroto, mengatakan didirikanya pabrik sement mini yang menggunakan bahan baku dari Gunung Sadeng, Grenden, Puger, tidak perlu dikhawatirkan akan menghabiskan cadangan bahan galian yang ada di sana. Itu karena, proses didirikannya pabrik semen di kawasan tersebut, sebelumnya sudah melalui kajian dan analisis mendalam, baik dari sisi ekonomi maupun masa jangka waktu eksploitasi baku yang dimanfaatkan.“Jadi tidak perlu khawatir, karena penggunaan bahan baku batu gamping sebagai semen, tidak akana habis, mengingat kapasitas produksi yang dihasilkan kategori kecil,” ujarnya.
Untuk tahap awal produksi, pabrik semen ini akan menggunakan bahan baku dari limbah bongkahan batu-batu yang berserakan dan menggunung di kaki Gunung Sadeng. Bongkahan batu dari hasil penambagan para penambang yang tidak termanfaatkan itu, kemudian diolah untuk dijadikan semen. Pemanfaatan limbah batu gamping untuk bahan semen ini menurut Niti, sebagai hal yang sangat inovatif. Mengingat, selama ini bongkahan batu gamping itu, hanya dibiarkan menggunung tanpa termanfaatkan dengan baik.
“Saya sama sekali tidak merasa was-was maupun dirugikan adanya pabrik semen mini Puger. Kalau ada masyarakat yang masih was-was, itu berlebihan memandang suatu yangbaru dan belum diketahui manfaatnya untuk kepentingan yang lebih besar,”katanya. Menurutnya, pendirian pabrik semen di kawasan itu pada saatnya nanti akan dapat memberikan keuntungan kepada banyak pihak, khususnya para penambang. “Penambang tradisional akan lebih diberdayakan, dengan satu
catatan dibangun komitmen yang jelas. Sehingga kedepan produksi pabrik semen akan lebih meningkat seiring meningkatnya kesejahteraan warga masyarakat Puger secara
umum,” imbuh Niti. (ind).