Puger, grenden-cyber – Saat harus
melepas tugas fungsional dan beralih dengan tugas-tugas struktural,
tidak ada hambatan sedikitpun bagi Drs. Supriyono, SH.MM., karena selama
ini dia banyak belajar dari organisasi, lebih khusus pada organisasi
para guru, yakni PGRI. Aktifitasnya di tubuh PGRI sudah dia awali sejak
diangkat menjadi guru dan ditempatkan di SD Pace 09 Silo pada 1 Maret
1987. Karena tempat dia mengajar merupakan sekolah terpencil, sulit bagi
Supriyono untuk meluapkan ketertarikannya pada organisasi.
Baru setelah mutasi ke
kecamatan Puger pada tahun 1989, minatnya pada organisasi dapat lebih
tersalurkan. Diawali dengan menjadi Pengurus Ranting PGRI Grenden, mulai
dari sekretaris hingga wakil ketua. Selanjutnya menjadi pengurus PGRI
Cabang Puger dengan posisi Wakil Ketua. Pada Periode kepengurusan PGRI
Jember 2005 – 2010 dia dipercaya menjadi Kabid Advokasi dan Perlindungan
Hukum PGRI Jember. Dan pada pada periode kepengurusan PGRI Jember 2010 –
2015, dia menjadi sekretaris PGRI Jember.
Seiring dengan peningkatan
karirnya di tubuh organisasi PGRI, karirnya sebagai pendidik juga ikut
melesat. Setelah hampir 15 tahun menjadi guru, pada tahun 2002 dia
dipromosikan sebagai Kepala Sekolah dan ditempatkan di SDN Wringin Telu
02. Pada tahun 2004 dia dimutasi ke SDN Puger Kulon 06 (sekarang bernama
SDN Puger Kulon 04), sebelum akhirnya hijrah menjadi pejabat
struktural, tepatnya sebagai Kepala UPT Balai Pengembangan Pendidikan
pada April 2009. Tidak sampai 2 tahun menjalankan tugasnya di UPT BPP,
Supriyono kembali berpindah tempat tugas, karena pada 4 Januari yang
lalu dia dilantik menjadi Kasi Tenaga Tekhnis SMP/SMA/SMK di tubuh Dinas
Pendidikan Jember.
“ Mengacu pada pendapat
Aristoteles bahwa manusia adalah bagian dari makhluk sosial, menurut
saya secara naluri setiap manusia memiliki kecenderungan berorganisasi.
Hanya saja besar kecilnya minat berorganisasi pada diri seseorang tidak
sama. Bagi saya berorganisasi adalah hobby. Dan saya berkeyakinan, untuk
mempercepat pendewasaan dan pematangan diri, kita bisa melakukannya
lewat aktifitas berorganisasi,” ungkap Supriyono.
Berbicara tentang PGRI, ayah
dari Alfian Khunaefi dan M. Rifki Alfani ini bertutur bahwa tidak ada
yang tidak menarik dari organisasi para guru ini. “Karena sekian banyak
persoalan guru menjadi tantangan bagi kita dalam rangka untuk membantu
mereka. Dengan permasalahan yang luar biasa banyaknya itulah, menjadi
romantika tersndiri bagi kita para pengurus PGRI. Selain itu, banyaknya
persoalan juga membuat kita lebih sering bersosialisasi dengan
teman-teman dalam rangka untuk memahami persoalan guru.”
Menyinggung tugas barunya di
tubuh Dinas Pendidikan, Supriyono berterusterang bahwa dirinya masih
belum memahami benar seperti apa tugas-tugasnya nanti, karena dia masih
belum melakukan orientasi. “Tapi, apapun tugas yang diberikan, yang
namanya pegawai tidak boleh berkata tidak siap. Untuk itu saya berusaha
memaksimalkan diri dalam menghadapi tugas yang baru,” kata suami dari
Alfiah, yang juga guru agama di SMK 03 Jember ini.