Banyaknya bangunan yang
tidak memakai bahan dari
kapur membuat pengusaha
kapur mengalami penurunan
pesanan. Belum lagi
mahalnya harga kayu sebagai
bahan pembakar kapur,
semakin membuat pengusaha
kapur di puger dan
sekitarnya kelimpungan.
Penurunan pesanan kapur
dalam lima bulan terakhir,
dari yang biasanya bisa
mencapai 5 ton perbulan, kini
hanya mencapai kisaran 2
sampai 3 ton. Seperti
disampaikan Suja,i pengusaha kapur asal Desa Grenden Kecamatan Puger bahwa
kapur sudah mulai tidak dijadikan bahan campuran semen dan pasir. “Ini karena bangunan sekarang banyak yang tidak memakai kapur sebagai bahan campuran,” keluhnya.
Diakui oleh Suja,i, kalau dirinya mulai gelisah dengan usaha yang sudah bertahun –tahun dilakoninya ini. Karena menurutnya sekarang ini semen dan pasir menjadi bahan inti yang tidak membutuhkan kapur untuk bangunan.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab penurunan pendapatan dari hasil penjualan kapur.
hal senada juga disampaikan oleh Rahmad salah seorang pengusaha kapur yang lain, menurutnya
pengusaha kapur semakin merugi , karena selain gamping sudah mulai ditinggalkan , harga kayu bakar sebagai bahan pembakar kapur harganya semakin melangit “Dulu harga kayu bakar hanya ratusan ribu setiap satu truknya . Tetapi sekarang mencapai satu hingga dua jutaan, "katanya.
Padahal dalam sekali proses pembakaran membutuhkan hampir 20 truk, kondisi seperti inilah yang membuatnya semakin merugi . Belum lagi kalau musim hujan, harga kayu bakar semakin melambung dan proses pembakaran batu gamping menjadi lebih lama.
Dampaknya biaya atau modal untuk proses pembakaran akan semakin membengkak, kalau musim hujan mulai turun proses pembakaran batu gamping bisa sampai satu minggu .Padahal biasanya cukup empat hari empat malam,"sambat Rahmad yang berharap adanya subsidi dan perhatian serius dari pemerintah bagi pengusaha dan pekerja kapur. Karena usaha kapur sudah menjadi andalan rata –rata warga Desa Grenden Kecamatan Puger untuk menopang perekonomiannya.
tidak memakai bahan dari
kapur membuat pengusaha
kapur mengalami penurunan
pesanan. Belum lagi
mahalnya harga kayu sebagai
bahan pembakar kapur,
semakin membuat pengusaha
kapur di puger dan
sekitarnya kelimpungan.
Penurunan pesanan kapur
dalam lima bulan terakhir,
dari yang biasanya bisa
mencapai 5 ton perbulan, kini
hanya mencapai kisaran 2
sampai 3 ton. Seperti
disampaikan Suja,i pengusaha kapur asal Desa Grenden Kecamatan Puger bahwa
kapur sudah mulai tidak dijadikan bahan campuran semen dan pasir. “Ini karena bangunan sekarang banyak yang tidak memakai kapur sebagai bahan campuran,” keluhnya.
Diakui oleh Suja,i, kalau dirinya mulai gelisah dengan usaha yang sudah bertahun –tahun dilakoninya ini. Karena menurutnya sekarang ini semen dan pasir menjadi bahan inti yang tidak membutuhkan kapur untuk bangunan.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab penurunan pendapatan dari hasil penjualan kapur.
hal senada juga disampaikan oleh Rahmad salah seorang pengusaha kapur yang lain, menurutnya
pengusaha kapur semakin merugi , karena selain gamping sudah mulai ditinggalkan , harga kayu bakar sebagai bahan pembakar kapur harganya semakin melangit “Dulu harga kayu bakar hanya ratusan ribu setiap satu truknya . Tetapi sekarang mencapai satu hingga dua jutaan, "katanya.
Padahal dalam sekali proses pembakaran membutuhkan hampir 20 truk, kondisi seperti inilah yang membuatnya semakin merugi . Belum lagi kalau musim hujan, harga kayu bakar semakin melambung dan proses pembakaran batu gamping menjadi lebih lama.
Dampaknya biaya atau modal untuk proses pembakaran akan semakin membengkak, kalau musim hujan mulai turun proses pembakaran batu gamping bisa sampai satu minggu .Padahal biasanya cukup empat hari empat malam,"sambat Rahmad yang berharap adanya subsidi dan perhatian serius dari pemerintah bagi pengusaha dan pekerja kapur. Karena usaha kapur sudah menjadi andalan rata –rata warga Desa Grenden Kecamatan Puger untuk menopang perekonomiannya.
4 komentar:
perlu memeriksa:)
Betul, banyak pembakar gamping yg gulung tikar akibat mahalx kayu bakar & harga jual yg rendah.
Thn 2015 ini keadaan pembakar gamping kiat parah dengan naiknya bahan pokok...seperti batu yg merupakan bahan utama
Sekarang keadaan kian parah di tambah lagi musim hujan yg bikin biaya produksi makin melambung sementara harga jual turun. .
Posting Komentar